Aktor politik dalam memainkan anggaran akan
bertarung selama bulan Desember untuk mempertarungkan berbagai kepentingan. Kepentingan
politik sebagai alasan untuk menjadikan anggaran dipertarungkan. Kepentingan
ekonomi juga tidak luput dari alasan untuk bertarung dalam memainkan anggaran.
Begitu juga dengan kepentingan konstituen. Tentu pembahasan anggaran menjadikan
sebuah pertarungan para aktor politik untuk memperjuangkan
kepentingan-kepentingannya.
BACA JUGA:
1. Pola Komunikasi Politik dalam Penyusunan Anggaran
2. Konflik Kepentingan Dalam Pembahasan Anggaran
Sayangnya, praktik desentralisasi politik
anggaran bukan memperkuat model check and balances antara eksekutif dan
legislatif daerah. Namun sebaliknya, menjadi arena perebutan kontestasi
kepentingan bagi dua aktor politik dalam melakukan perumusan kebijakan
anggaran.
Untuk mempertahankan kepentingannya, para
aktor politik, dalam merebutkan sumber-sumber anggaran daerah, legislatif
menggunakan dalil-dalil prosedural, efektif dan efisien yang sesuai dengan
logika perundang-undangan yang berlaku. Proses tersebut kemudian menjadi
praktik-praktik oportunistik aktor politik untuk mencapai kepentingannya.
Benarkah seperti itu? Untuk mendapatkan jawaban dan penjelasannya, buku Politik Anggaran: Dinamika Legislasi, Komunikasi Politik,Perencanaan Anggaran, dan Proyeksi Pembuatan Anggaran karya Wahab Tuanaya dan Marno Wance yang diterbitkan Penerbit Manggu mengulas dengan lugas dan gambling mengenai peran politikus dalam memainkan anggaran. Buku tersebut bisa Anda dapatkan di toko online Manggu Store di beberapa marketplace, seperti Shopee, TokoPedia, BukaLapak, Lazada, dll.
0 Komentar