Di hari Minggu matahari mengintip di ujung
timur menandakan akan datangnya pagi hari yang cerah. Dengan kicauan burung
yang indah, serta pemandangan langit yang begitu luas. Merupakan sebuah
kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada hamba-Nya. Seorang ayah sedang
asik memberi pakan ikan-ikan yang ada di kolamnya dengan mengenakan sarung, dan
segelas kopi yang ada di meja.
Anak dari seorang ayah tersebut
mengikutinya, ia melemparkan pakan ikan yang ada di dalam toples untuk
diberikan kepada ikan-ikan yang cantik. Ayah pun duduk dan melanjutkan meminum
kopi lagi.
Si anak dengan santainya bertanya
kepada ayahnya yang sedang menikmati segelas kopi yang ada di atas meja.
“Ayah, Tuhan itu siapa sih? apakah
Allah dengan Tuhan itu sama? Apakah Allah itu ada Yah? Kalau memang ada,
dimanakah Allah berada? Lalu seperti apa Allah itu Yah?” Sang anak bertanya
dengan penuh semangat serta rasa penasaran akan hal tersebut.
Ayah pun sedikit batuk mendengar
pertanyaan si anak tersebut, tidak biasanya adek bertanya yang demikian.
“Sebelum Ayah jawab. Ayah mau
bertanya. Boleh tidak Ayah bertanya?” Si Ayah menjawab dengan pertanyaan lagi.
“Iya. Tentu boleh Ayah!” Jawab si
Adek dengan semangat.
“Pertanyaan itu, siapa yang
menanyakan kepada kamu? Apakah kamu bertanya secara ngasal?” Ayah bertanya
kepada anaknya.
“Tidak Ayah. Aku pernah mendengarnya
dari orang lain, makannya aku menanyakan kepada Ayah” Ucap anak tersebut yang
masih penasaran tentang jawaban dari pertanyaannya tadi.
“Baik kalo begitu, Ayah akan
menjawab pertanyaan tersebut” Jawab sang Ayah.
“Apakah kamu bisa melihat matahari?
Bagaimana jika Adek melihat matahari?” Ayah melanjutkan percakapan tersebut
dengan pertanyaan.
“Tidak bisa Ayah, Aku tidak bisa
melihat matahari” Jawab si Adek dengan mencoba melihat matahari.
“Matahari itu ciptaan Allah, matahari yang ciptaannya pun tidak dapat dilihat, apalagi Allah yang menciptakannya. Allah Swt. berbeda dengan makhluk-Nya. Ketika manusia menciptakan sebuah motor, apakah motor tersebut berbentuk seperti manusia? Yang menjawab sama adalah orang yang palin bodoh di antara semua manusia? Begitu juga dengan Allah. Allah berbeda dengan makhluknya. Allah tidak dapat dibayangkan oleh makhluknya seperti kita. Allah adalah Dzat Yang Maha Agung. Dari mulai kuman yang tak terlihat hingga planet-planet adalah ciptaan-Nya. Maka Allah tidak dapat disamakan bagaimana, dimana, seperti apa? Pertanyaan tersebut bukan untuk ditanyakan kepada Allah Nak! Pertanyaan tersebut hanya dapat dipertanyakan kepada selain Allah yaitu makhluk-Nya.” Jawab Ayah dengan sedikit ilmunya.
“Ohh begitu Yah! Tapi kata Bu Guru
Allah itu dekat, udah gitu aja ga ada tambahan dekat mana” Jawa si anak dengan
bertanya lagi kepada ayahnya.
“Iya memang Allah itu dekat dengan
orang-orang yang beriman, dengan orang-orang yang baik hati, sayang orang tua.
Tapi dekat di sana bukan dalam artian di atas, di samping, atau dimana saja
yang berhubungan dengan tempat. Tetapi maksud di sana adalah Allah selalu
memberi pahala kepada orang-orang yang beriman, baik hati, juga sayang kepada
orang tua. Allah juga akan mengabulkan doa kita jika memang kita orang yang baik, dan rajin beribadah kepada
Allah,” Jawab Ayah agar si
anak tidak bertanya lagi tentang Allah.
“Ohhh, sekarang Ade ngerti, jadi
kita harus berbuat baik agar selalu diberi pahala oleh Allah yah Ayah? Dan
Allah juga akan mengabulkan keinginan kit ajika kita baik,” Si Adek bermajinasi lagi dengan jawaban
dari ayahnya.
“Iya, kamu harus baik, sayang orang
tua, sholat. Supaya Allah memberi pahala buat Adek.” Jawab Ayah dengan berharap
si Adek tidak bertanya lagi kepadanya.
“Iya Ayah, Adek akan menjadi orang
yang baik, rajin sholat, juga sayang kepada orang tua agar Allah selalu dekat
dengan Adek.” Jawab Adek dengan puas atas jawaban yang diberikan oleh ayahnya.
“Bagus, nanti minta uang yah ke mamah lima ribu”
Ayah memuji anaknya dengan nada bercanda.
“Ahhh, mamah mah kadang gak
ngasih uang, katanya buat makan, kalo uangnya diminta nanti adek gabisa makan.”
Jawab Adek dengan polosnya.
“Yaudah, nanti ayah kasih uang jajan
lima ribu buat beli air putih” Kata Ayah dengan bercanda lagi.
“Buat apa air putih mah udah banyak
di rumah juga.” Jawab si Adek.
“Ya buat diminum ath, biar banyak
jajanannya kan kalau dibeliin air mah,” Ucap Ayah dengan bercanda terus.
“Nih limaribu, udah kamu main aja
sana, Ayah lagi minum kopi malah ngeganggu.” Lanjut Ayah menyuruh Adek bermain
agar Ayah dapat melanjutkan minum kopinya.
“Baik Ayah, Adek pergi main dulu. Assalaamualaikum.”
Adek pamit dengan mengucapkan salam.
“Waalaikumussalaam.” Ayah menjawab salam.
Di dalam cerita tersebut ayah tidak langsung menjawab Allah ada dimana
dan sebagainya, karena jika di jawab akan menjadi sebuah malapetaka bagi
anaknya. Karena, seorang anak belum siap dengan jawaban tentang hal-hal yang ghoib,
anak-anak masih memiliki pemikiran imajinasi yang sangat tinggi. Jika di jawab
Allah seperti A, Allah ada di C, maka si anak pun pasti berimajinasi terhadap
jawaban yang diberikan kepadanya.
Maka dari itu, sebaiknya jangan dulu menjawab pertanyaan tentang hal-hal
ghoib apalagi tentang Allah. Takutnya akan membuat anak goyah dan mempercayai
Allah seperti yang mereka bayangkan, sehingga hal itu terbawa oleh anak sampai
ia dewasa. Berikan jawaban kepada anak sesuai dengan porsinya.
0 Komentar